Kamis, 23 Februari 2012

sendok peninggalan kerajaan Tsubar !
















Teman pembaca yang lucu, aku akan menceritakan sedikit pengalamanku bertemu dengan sepotong sendok yang hilang, tapi kini (akulah yang menemukannya). Percaya tidak? ini sendok peninggalan dari sebuah kerajaan yang sudah tidak ada, namanya kerajaan Tsubar. Letaknya dikiri selat sunda, berbatasan dengan samudera jlamprong. Hmmmm *

Begini kisahnya. Waktu itu hari selasa, tepatnya setelah kuliah pagi yang menyenangkan. Mendadak ingin makan rasanya, maka dengan langkah seringan angin aku berjalan ke kantin pojokan. Sendiri. -eh, berdua, sama si pensil warna. Laper. Aku pun memesan sepiring lontong opor yang enak. Nyam nyam nyam...
Prosesi makan memakan kujalani dengan khusyuk. Eh, tiba-tiba...
Sendok yang kupakai bergerak dengan sendirinya...aneh! kenapa sendok ini? kenapa dia bergerak diluar gerakanku.

Kuamati dalam-dalam. Sendok ini berbentuk lain dari sendok yang biasa kutemukan, dia keperakan tua dengan ukiran cantik di pucuk. Sendok ini terasa seperti menyimpan sesuatu. Lalu dengan pengamatanku yang tajam, aku menemukan tanda. Aku menemukan simbol. Yah...teman pembaca, ada simbol kecil di ujung pucuk sendok, bertuliskan huruf "T". lalu ingatanaku pun bergulir pada sebuah kisah tua tentang Kerajaan Tsubar yang tenggelam...


Tsubar.
Merupakan sebuah kerajaan kecil di antara lautan lepas Indonesia yang luas. Ukuran kurang lebih 3x kota Jakarta. Dahulu kala ketika masih ada, kerajaan ini terkenal dengan ketampanan dan kekuatannya yang magis. Tsubar dipimpin seorang raja berjenggot sedikit, Raja Sarafatrydhu Shifu. Rajanya bijak, polos, lugu dan apa adanya. Ia selalu menyimpan kepercayaan pada siapa saja. Kringgg kringgg kringggg suatu hari lonceng kring kring Tsubar berbunyi nyaring. Lonceng itu pertanda, datangnya tamu dari daerah di luar Tsubar. Tamu itu ternyata adalah Ratu Zalvara. Ratu ini dijuluki ratu pembasmi cicak. Ketika jaman itu cicak merupakan wujud jelmaan dari para penyihir kuno dan pemilik kekuatan magis yang dituakan. Zalvara membunuh mereka karena ia amat tidak menyukai magis, dan amat tidak menyukai penyihir. 

Raja Sarafatrydhu sempat terkaget dengan kujungan dadakan ini. Ada apa gerangan Ratu Zalvara berkenan untuk mampir ke Tsubar?


Peghacuran.


Tanpa menunggu jamuan selamat datang dan ucapan dari sang Raja, Ratu Zalvara berteriak nyaring, "Hancurkan! Hancurkan semua yang tersisa disini. Kita bantai habis semua penyihir dan semua hal yang berhubungan dengan magis!".

Mengerikan.
Sangat.
Sangat.

Ratu Zalvara datang untuk serentak mengahancurkan Tsubar. Ya...Tsubar memang terkenal dengan kekuatan magisnya. Karena pulau kerajaan terpisah jauh dari daratan lain, para penduduk negeri kerajaan jadi memiliki waktu yang dalam unutk belajar sihir, dari sini banyak penyihir dan para tetua sihir lahir, berlatih dan dibesarkan. Tapi sihir Tsubar sebenarnya tidak menggangu siapapun, mereka kerajaan yang damai. Namun seperti yang tadi sudah kukatakan. Ratu Zalvara tidak menunggu ucapan sepatah katapun dari Raja untuk ini.

Ia terus menggempur kerajaan yang sama sekali belum siap untuk berperang melawan monster kaki lima yang dibawa sang Ratu.

Penduduk lari ketakutan, anak-anak bersembunyi di tong dan Raja pun bermuram sambil meneriakan keselamatan untuk penduduk negeri. Raja menolak perang, sungguh menolaknya, ia hanya memerintahkan prajuritnya untuk bertahan, namun tidak balik menyerang.


"Gempur habis negeri ini!!!",teriak lantang sang Ratu.



Dalam hitungan jam. Kerajaan Tsubar yang kecil dan tadinya baik-baik saja, menjadi lenyap, hangus dan sangat tidak baik-baik saja.


Setelah kemenangan disambut oleh sang Ratu, ia memerintahkan anak prajuritnya untuk meledakan Tsubar. "Ledakan!", kata sang Ratu ganas.


Tsubar meledak dengan debam debum yang sedih.


Isi  negeri terpontang planting ke segela arah mata angin.

Salah satunya adalah sendok ini. Ya...sendok ini terpental dari Tsubar ke dataran tanah Jawa. Lalu entah bagaimana akhirnya sendok ini menyusup masuk ke kantin kampus di pojokan. Sekarang sudah beratus tahun lamanya dari peristiwa kehancuran yang sedih itu. Apakah leluhur Tsubar baik-baik disana?
Aku tidak tahu, teman-teman. Apakah Ratu Zalvara masih hidup?


Sendok inilah saksinya, sendok inilah kenangannya. Aku berjanji, akan kembali lagi kesini untuk memesan sepiring lontong opor dan senantiasa menanyakan kabar sendok ini.Iya, kenangannya lah yang abadi.


Sekian.


This post is dedicated to The King of Tsubar, may always in a good wall.
Love from me,

peri arini.

2 komentar:

  1. halooooh, ini peri ijo nya itok ya :D
    aku follow yah

    damaiantika.blogspot.com

    BalasHapus
  2. mba ikaaa. selamat dataaang

    BalasHapus